Hwa-ja telah membesarkan tiga orang putri sendirian di Busan setelah suaminya meninggal dunia. Suatu hari, putri keduanya, Hye-young, kembali ke Busan setelah mengalami kemunduran terus-menerus di Seoul. Saat menghabiskan waktu bersama ibunya, ia tidak sengaja melihat surat yang ditulis dalam bahasa Jepang, yang memicu rasa ingin tahunya. Ia mulai bertanya kepada Hwa-ja tentang kehidupan masa lalunya dan mengetahui kisah-kisah baru tentang ibunya yang belum pernah ia dengar sebelumnya.