Beberapa hari setelah bayinya lahir mati, payudara Robin mulai memproduksi ASI. Karena tidak dapat membuangnya, ia memutuskan untuk menyumbangkan ASI-nya. Karena pencariannya untuk mendapatkan tempat donor ternyata lebih sulit dari yang ia duga, semakin banyak ASI yang memenuhi lemari es dan kehidupannya.